Pada
suatu hari, seperti biasanya aku dan ayah bekendaraan menuju ke suatu
tempat. Dan aku yang mengemudi. Setelah beberapa puluh kilometer,
tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap.
Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi dan berhenti.
“Bagaimana Ayah? Kita berhenti?”, Aku bertanya. “Teruslah mengemudi!”, kata Ayah.
Aku tetap menjalankan mobilku. Langit makin gelap, angin bertiup makin
kencang. Hujanpun turun. Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yg
diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan. Kulihat
kendaraan-kendaraan besar juga mulai menepi dan berhenti.
“Ayah…?” “Teruslah mengemudi!” kata Ayah sambil terus melihat ke depan. Aku tetap mengemudi dgn bersusah payah. Hujan lebat menghalangi pandanganku sampai hanya berjarak beberapa meter saja. Anginpun mengguncang-guncangkan mobil kecilku. Aku mulai takut. Tapi aku tetap mengemudi walaupun sangat perlahan.
Setelah melewati bbrpa kilometer ke depan, kurasakan hujan mulai mereda
& angin mulai berkurang. Setelah beberapa killometer lagi,
sampailah kami pd daerah yg kering & kami melihat matahari bersinar
muncul dari balik awan.
“Silakan kalau mau berhenti dan keluarlah”, kata Ayah tiba-tiba. “Kenapa sekarang?”, tanyaku heran. “Agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai”.
Aku berhenti dan keluar. Kulihat jauh di belakang sana badai masih
berlangsung. Aku membayangkan mereka yg terjebak di sana dan berdoa,
semoga mereka selamat.
Dan aku mengerti mngapa ayah menyuruhku
tetap mengemudi dan berjalan di tengah badai. Aku mlihat mreka yg
berhenti dan akkhirnya terjebak dalam ketidakpastian dan ketakutan
kapan badai akan berakhir serta apa yang akan terjadi selanjutnya.
Jika kita sdg menghadapi “badai” kehidupan, teruslah berjalan, jgn
berhenti, jgn putus asa…Sebaliknya teruslah berjalan dan tetap lakukan
yang terbaik, serta tentunya mengijinkan Tuhan menuntunmu, engkau pasti
mampu mlewati badai itu..!
0 comment:
Posting Komentar