Jaya Plaza Bandung...:D

Jaya Plaza merupakan tempat penjualan mulai dari komponen-komponen terkecil elektronika sampai alat-alat elektronika yang sudah jadi. Disini kita bisa mendapatkan apa saja, lengkap deh pokoknya..Jalan menuju ini kalo dari Buah Batu, dari Pizza Hut Buah Batu belok kanan, satu arah mau ke Hotel Horison...Lurus terus aja. Sampai di perempatan dekat kampus lambang Ganesha warna kuning, masih lurus terus aja..lewati rel kereta apai..tetap lurus...terus ada perbelokkan ke kiri jalan, ikutin aja terus jalan nya..kemudian jumpa lagi perempatan. Arah belok kekiri, nah..sekitar 200 meter lagi Jaya Plaza akan nampak sebelah kiri..
Tarif parkir nya Rp 1.500,- wkwkwk
berikut gambar Jaya Plaza.. :D




Toko yang terkenal itu kalo buat komponen : Duta Irama dan Tulus electronic (ohh iya, gambar diatas ini pemilik toko Duta Irama) Gw foto pas jam 9.00. Cici ini baru datang, :D..










Rekruitasi Elka 2 #tahap2

Berikut dokumentasi rekruitasi asisten lab elka 2... Ini hanya sekedar dokumentasi, tidak lebih dari itu:
Tanggal : 17 Maret 2013 Jam : 08.00 - 11.00









AQUARIUS

Yeah, catatan kali ini bukan bercerita zodiak atau yang berbau ramalan lainnya y, :D
tapi kali ini bercerita tentang minuman "Aquarius"..hehehe..kok minuman sih? ga ada cerita lain apa? tenang, hehe...minuman terbaru dari coca-cola company beli di Citramart ( market nya kampus)..berikut fotonya: wkwkwkw









18 Maret 2013

Jam 06.00 : Bangun
Jam 07.00 : Mandi dan Sarapan
Jam 08.15 : Shop ke Jaya Plaza
Jam 10.00 : Nyampe di kosan
Jam 11.00 : Brgkat ke Kantor imigrasi bandung

Elda Tugas #2



1.       What is the BJT.
Jawab:
BJT (Bipolar Junction Transistor) merupakan salah satu jenis transistor. Transistor ini terdiri dari tiga saluran yang terbuat dari bahan semikonduktor terkotori. Dinamai dwikutub karena operasinya menyertakan baik elektron maupun lubang elektron, berlawanan dengan transistor ekakutub seperti FET yang hanya menggunakan salah satu pembawa.

2.       What is the type of BJT.
Jawab: BJT tipe NPN dan BJT tipe PNP.

3.       What is the differences between npn and pnp transistor.
Jawab: Pada NPN, transistor akan hidup jika arus pada kaki basis lebih besar dari kaki emitor. Sedangkan pada PNP, transistor akan hidup jika arus pada kaki basis lebih rendah dari kaki emitor.

4.       What are the input and output characteristic
Jawab: Karakteristik input dan output transistor menentukan daerah-daerah dimana transistor masih dapat bekerja. Karakteristik input dan output berkaitan dengan kurva.

5.       What are the three region of operation for BJT.
Jawab:
1. Daerah aktif
                Pertemuan emitor-basis dibias maju (forward bias) dan junction basis-kolektor dibias mundur (reverse bias). Dalam keadaan ini arus kolektor-emitor beberapa kali lipat lebih besar dari arus basis.

2. Daerah saturasi
                Junction basis-emitor dibias maju (forward bias) dan junction kolektor-basis dibias maju juga (forward bias). Daerah saturasi adalah mulai dari Vce = 0 volt sampai kira-kira 0.7 volt (transistor silikon). Ini diakibatkan oleh efek p-n junction kolektor-basis yang membutuhkan tegangan yang cukup agar mampu mengalirkan elektron sama seperti dioda.

3. Daerah Cut-off
                Junction emitor-basis diberi bias mundur (reverse bias) dan junction kolektor-basis diberi bias mundur juga (reverse bias). Pada kondisi cut-off, transistor menjadi “fully-OFF”, Ic = 0. Dimana Vce masih cukup kecil sehingga arus Ic = 0 atau Ib = 0. Transistor dalam kondisi off.

4. Daerah Breakdown
                Junction emitor-basis diberi bias mundur(reverse bias) sedangkan junction kolektor-basis diberi bias maju (forward bias). Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan Vce lebih dari 40 V, arus Ic menanjak naik dengan cepat. Transistor pada daerah ini disebut berada pada daerah breakdown. Seharusnya transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini, karena akan dapat merusak transistor tersebut. Untuk berbagai jenis transistor nilai tegangan Vce max yang diperbolehkan sebelum breakdown bervariasi.
6.       What is the beta of BJT.
Jawab: Beta adalah parameter yang menunjukkan kemampuan penguatan arus (current gain) dari suatu transistor. Beta didefinisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor dengan arus basis.

7.       What is the differences between beta and beta force.
Jawab: Yang membedakan beta dan beta force ialah pada beta force digunakan arus kolektor pada saat transistor dalam keadaan saturasi sedangkan beta menggunakan arus kolektor tidak pada keadaan saturasi.

8.       What is the transductance of BJT.
Jawab: Transduktansi pada BJT (gm) merupakan perubahan pada arus kolektor dibagi dengan perubahan tegangan antara basis-emitor (Vbe).

9.       What is ODF.
Jawab: Overdrive Factor (ODF) adalah rasio perbandingan arus basis dengan arus pada kondisi saturasi.

10.   What is the switching mode.
Jawab: transistor dapat berfungsi sebagai switching (on/off). Untuk menghasilkan kondisi seperti saklar, transistor dioperasikan pada salah satu titik kerjanya, titik saturasi dan cut-off. Transistor akan aktif apabila diberikan arus pada basis Ib = Ib(saturasi). Saat kondisi saturasi, transistor seperti sebuah saklar yang tertutup (on) sehingga arus dapat mengalir dari kolektor menuju emitor. Sedangkan saat kondisi cut-off, transistor seperti sebuah saklar terbuka (off) sehingga tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor.

11.   What is MOSFET.
Jawab: Mosfet (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) merupakan sejenis transistor yang digunakan sebagai penguat, tapi paling sering transistor jenis ini difungsikan sebagai saklar elektronik.

12.   What is the types of MOSFET.
Jawab: mosfet tipe N (nMos) dan mosfet tipe P (pMos).

13.   What is the switching model of n channel mosfet.
Jawab: Topologi N channel mosfet memiliki performansi yang lebih baik dibanding P channel pada bagian high side switch tetapi gate drivenya lebih sulit. Topologi N channel biasa digunakan pada aplikasi tegangan tinggi atau daya tinggi.

14.   What are the problem of parallel MOSFET.
Jawab: Permasalahan parallel mosfet adalah tidak bisa dipasang resistor pembagi, arus dinamik penyeimbang trafo atau feedback aktif ke driver. Hal ini mengakibatkan Mosfet yang dihasilkan tidak sesuai dengan level pada desain driver atau rangkaian power.


15.   What are advantages and disadvantages of MOSFET.
Jawab:
Advantages:
1. Ukuran mosfet lebih kecil dibandingkan BJT. Jadi proses pembuatannya sangat mudah dan memberi ruang yang kecil pada IC.
2. Impedansi input Mosfet sangat besar sehingga tidak memberi beban pada rangkaian dan efek dari beban juga tidak muncul.
3. Frekuensi operasi sangat tinggi sehingga dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.
4. Dapat digunakan pada rangkaian digital.
5. Efek dari noise sangatlah kecil dibandingkan pada BJT sehingga perbandingan Signal to Noise sangat besar.
6. Mosfet adalah rangkaian unipolar sehingga arus balik saturasi tidak ada.
7. Membutuhkan power DC yang lebih sedikit dibandingkan BJT.

Disadvantages:
-Mosfet sangat sensistif pada muatan elektrostatik sehingga hal ini akan merusak transistor ketika kita menyentuh mosfet dengan menggunakan tangan.
-Transkonduktansi mosfet lebih rendah dibandingkan BJT

16.   What is IGBT.
Jawab: IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) adalah transistor 3 terminal pada perangkat semikonduktor daya yang biasanya digunakan sebagai switch elektronik dan merupakan perangkat baru yang mengkombinasikan frekuensi tinggi dan switching yang cepat.

17.   What are the purpose of shunt and series snubber in transistor.
Jawab: Shunt dan series snubber digunakan pada transistor daya untuk menjaga operasi kerja perangkat pada kondisi Safe Operating Area (SOA).

Elda Tugas #1



1. Apa yang dimaksud dengan elektronika daya?
jawab:
menurut pendapat saya, elda adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang sistem elektronika pada pengkonversian daya listrik. Elda merupakan ilmu gabungan antara kontrol, power, dan elektronika.
2. Sebutkan macam – macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!
jawab:
Jenis-jenis Thyristor dibagi sebagai berikut:
1.SCR kepanjangan dari S ilicon C ontrolled R ectifier. SCR berfungsi sebagai saklar arus searah. Struktur SCR terbentuk dari dua buah junction PNP dan NPN.Untuk memudahkan analisa, SCR dapat digambarkan sebagai dua transistor yang NPN dan PNP yang dirangkai sebgai berikut:
SCR mempunyai 3 kaki yaitu Anoda (A) , Katoda(K) dan Gate (G) . Dalam kondisi normal Antara Anoda dan Katoda tidak menghantar seperti dioda biasa. Anoda dan Katoda akan terhubung setelah pada Gate diberi trigger minimal sebesar 0.6Volt lebih positif dari Katoda. SCR akan tetap menghantar walaupun trigger pada Gate telah dilepas. SCR akan kembali ke kondisi tidak menghantar setelah Masukan tegangan pada Anoda dilepas.
2.DIAC
kepanjangan dari Diode Alternating Current. DIAC tersusun dari dua buah dioda PN dan NP yang disusun berlawanan arah. DIAC memerlukan tegangan breakdown yang relatif tinggi untuk dapat menembusnya. Karena karakteristik inilah DIAC umumnya dipakai untuk memberi trigger pada TRIAC .
3.TRIAC
kepanjangan dari Triode Alternating Current. TRIAC dapat digambarkan seperti SCR yang disusun bolak-balik. TRIAC dapat melewatkan arus bolak-balik. Dalam pemakaiannya TRIAC digunakan sebagai saklar AC tegangan tinggi (diatas 100Volt). TRIAC bisa juga disebut SCR bi-directional. Untuk memberi trigger pada TRIAC dibutuhkan DIAC sebagai pengatur level tegangan yang masuk.
Prinsip Kerja Thyristor :
Ketika tegangan anode dibuat lebih positif dibandingkan dengan tegangan katode, sambungan J1 dan J3 berada pada kondisi forward bias. Sambungan J2 berada pada kondisi ini thyristor dikatakan pada kondisi reverse bias, dan akan mengalir arus bocor yang kecil anatar anaode ke katode. Pada kondisi ini thyristor dikatakan pada kondisi forward blocking atau kondisi offpstate, dan arus bocor dikenal sebagai arus off-state ID. Jika tegangan anode ke katode VAK ditingkatkan hingga suatu tegangan tertentu, sambungan J2 akan bocor. Hal ini dikenal dengan avalance breakdown dan tegangan VAK tersebut dikenal sebagai forward breakdown voltage, VBO. Dan karena J1 dan J3 sudah berada pada kondisi forward bias, maka akan terdapat lintasan pembawa muatan bebas melewati ketiga sambungan, yang akan menghasilkan arus anode yang besar. Thyristor pada kondisi ini disebut berada pada keadaan konduksi atau keadaan hidup. Tegangan jatuh yang terjadi dikarenakan oleh tegangan ohmic antara empat layer dan biasanya cukup kecil sekitar 1 V. Pada keadaan on, arus anode dibatasi oleh resistansi atau impedansi luar RL, seperti terlihat pada gambar 1(a). Arus anode harus lebih besar  dari suatu nilai yang disebut Latching current IL, agar diperoleh cukup banyak aliran pembawa muatan bebas yang melewati sambungan-sambungan ; jika tidak devais akan kembali ke kondisi blocking ketika tegangan anode ke katode berkurang. Latching current ( IL ) adalah arus anode minimum yang diperlukan agar membuat thyristor tetap kondisi hidup, begitu thyristor dihidupkan dan sinyal gerbang dihilangkan. Karakteristik v-i umum dari suatu thyristor diberikan pada gambar 1(b).
Ketika berada pada kondisi on, thyristor bertindak sebagai diode yang tidak terkontrol. Devais ini terus berada pada kondisi on karena tidak adanya lapisan deplesi pada sambungan J2 karena pembawa-pembawa muatan yang bergerak bebas. Akan tetapi, jika arus maju anode berada dibawah suatu tingkatan yang disebut holding current IH, daerah deplesi akan terbentuk disekitar J2 karena adanya pengurangan banyak pembawa muatan bebas dan thyristor akan berada pada keadaan blocking. Holding current terjadi pada orde miliampere dan lebih kecil dari latching current IL, IH>IL. Holding current IH adalah arus anode minimum untuk mempertahankan thyristor pada kondisi on. Ketika tegangan katode lebih positif dibanding dengan anode, sambungan J2 terforward bias, akan tetapi sambungan J1 dan J3 akan ter-reverse bias. Hal ini seperti diode-diode yang terhubung secara seri dengan tegangan balik bagi keduanya. Thyrstor akan berada pada kondisi reverse blocking dan arus bocor reverse dikenal sebagai reverse current IR. Thyristor akan dapat dihidupkan dengan meningkatkan tegangan maju VAK diatas VBO, tetapi kondisi ini bersifat merusak. dalam prakteknya, tegangan maju harus dipertahankan dibawah VBO dan thyristor dihidupkan dengan memberikan tegangan positf antara gerbang katode. Begitu thyristor dihidupkan dengan sinyal penggerbangan itu dan arus anodenya lebih besar dari arus holding, thyristor akan berada pada kondisi tersambung secara positif balikan, bahkan bila sinyal penggerbangan dihilangkan . Thyristor dapat dikategorikan sebagai latching devais.
3. Persyaratan apa yang menyebabkan thyristor mengalirkan arus (turned on)?
Jawab:
Thyristor mempunyai 3 terminal yaitu anoda, katoda don gerbang (gate). Arus yangmengalir dan anoda ke katoda disebut arahnya positif. Seperti diode, thyristor tidak dapat mengalirkanrus dengan arah negatif, thyristor mengalirkan rus dan anoda ke katoda hanya bila thyristor afungsikan.Thyristor akan berfungsi apabila sejumjah, Tegangan tertentu mengalir pada gerbangnya gate. Sekalithyristor berfungsi tidak diperlukan untuk menambah tegangan pada gerbangnya, dan karakteristiknyamenjadi identik dengan diode biasa. Pada prinsipnya thyristor atau disebut juga dengan istilah SCR (Silicon Controlled Rectifier) adalah suatu dioda yang dapat menghantar bila diberikan arus gerbang(arus kemudi).Arus gerbang ini hanya diberikan sekejap saja sudah cukup dan thyristor akan terusmenghantar walaupun arus gerbang sudah tidak ada.
4. Bagaimana thyristor dapat “turned off”?
Jawab:
Sebelum saya menjelaskan tentang bagaimana Thyristor dapat turn off, saya akan menjelaskan beberapa karakteristik dari Thyristor itu sendiri,
Karakteristik Thyristor dapat dilihat pada Gambar. Karaktristik tegangan versus arus ini diperlihatkan bahwa thyristor mempunyai 3 keadaan atau daerah, yaitu :
  1. Keadaan pada saat tegangan balik (daerah I)
  2. Keadaan pada saat tegangan maju (daerah II)
  3. Keadaan pada saat thyristor konduksi (daerah III
Pada daerah I, thyristor sama seperti diode, dimana pada keadaan ini tidak ada arus yang mengalir sampai dicapainya batas tegangan tembus (Vr). Pada daerah II terlihat bahwa arus tetap tidak akan mengalir sampai dicapainya batas tegangan penyalaan (Vbo). Apabila tegangan mencapai tegangan penyalaan, maka tiba – tiba tegangan akan jatuh menjadi kecil dan ada arus mengalir. Pada saat ini thyristor mulai konduksi dan ini adalah merupakan daerah III. Arus yang terjadi pada saat thyristor konduksi, dapat disebut sebagai arus genggam (IH = Holding Current). Arus IH ini cukup kecil yaitu dalam orde miliampere.
Untuk membuat thyristor kembali off, dapat dilakukan dengan menurunkan arus thyristor tersebut dibawah arus genggamnya (IH) dan selanjutnya diberikan tegangan penyalaan.
5. Apa yang dimaksud dengan komutasi sendiri (line commutated)?
Jawab:
tegangan masukannya bersifat bolak – balik, tegangan balik muncul pada thyristor seketika setelah arus maju menuju ke nol.
6. Apa yang dimaksud dengan komutasi paksa (forced commutated)?
Jawab:
Kondisi komutasi paksa (forced commuted) akan terjadi jika Thyristor dalam keadaan Off menggunakan komponen eksternal.
Jika sebuah thyristor digunakan di dalam rangkaian DC, saat pertama kali diaktifkan (turn On), Thyristor tersebut akan tetap menyala sampai arusnya menjadi nol. Rangkaian DC tersebut menciptakan tegangan balik melewati Thyristor ( dan juga sedikit Arus balik) dalam waktu yang singkat, tetapi cukup lama untuk menonaktifkan thyristor.
Rangkaian sederhana biasanya terdiri dari kapasitor dan switch (thyristor lainnya) yang dihubungkan secara pararel dengan thyristor. Saat switch tertutup,Arus akan terisi oleh kapasitor dalam waktu yang singkat. Hal ini menyebabkan tegangan balik melewati thyristor, dan thyristor menjadi Off.
7.  Apa perbedaan antara thyristor dan triac?
Jawab:
TRIAC dapat bersifat konduktif dalam dua arah dan biasanya digunakan untuk pengendalian fasa ac (contohnya: controller tegangan ac). Hal tersebut dapat dianggap sebagai dua buah SCR tersambung secara antiparalel. Karena TRIAC merupakan devais bidirectional, terminalnya tidak dapat ditentukan sebagai ande / katode. Sedangkan pada thyristor hanya satu arah.
8. Apakah yang dimaksud dengan converter?
Jawab:
converter adalah suatu alat untuk mengkonversikan daya listrik dari satu bentuk ke bentuk daya listrik lainnya.
9. Bagaimana prinsip kerja dari konversi ac ke dc?
Jawab:
Suatu rangkaian converter satu fasa dengan dua natural commutated thyristor diperlihatkan dalam gambar berikut:
Nilai rata – rata dari tegangan output dapat dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari thyristor satu sudut firing delay, α. Inputnya dapat berupa sumber satu atau tiga fasa. Converter – converter ini juga dikenal sebagai penyearah control.
10. Bagaimana prinsip kerja dari konversi ac ke ac?
Jawab:
Converter ini digunakan untuk memperoleh tegangan keluaran ac  variable dari sumber ac tetap dan converter satu fasa dengan suatu TRIAC pada gambar berikut.
Tegangan keluaran dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari TRIAC atau sudut delay penyalaan, α. Tipe converter ini dikenal juga sebagai controller tegangan ac.
11. Bagaimana prinsip kerja dari konversi dc ke dc?
Jawab:
Converter dc – dc juga dikenal sebagai dc chopper atau pensaklaran regulator dan suatu rangkaian transistor chopper diberikan pada gambar berikut.
Tegangan keluaran rata – rata dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time t dan transistor Q1. Jika T adalah periode chopping, maka t1 = δT. δ dikenal sebagai sebagai duty cycle dari chopper-nya.
12. Bagaimana prinsip kerja dari konversi dc ke ac?
Jawab:
Converter dc – ac dikenal juga sebagai inverter. Suatu inverter transistor fasa tunggal diperlihatkan pada gambar berikut.
Jika transistor M1 dan M2 tersambung pada setengah periode, dan M3 dan M4 tersambung pada setengah periode lainnya, keluaran akan berbentuk tegangan ac. Tegangan keluaran dapat dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari transistor.